IPS

Pertanyaan

Jelaskan upaya pemerintah dalam menumpas permesta dengan operasi merdeka
Jelaskan upaya pemerintah dalam menumpas permesta dengan operasi merdeka

1 Jawaban

  • Pemberontakan PRRI terjadi di Sumatera sedangkan Permesta terjadi di Sulawesi pada tahun 1956 hingga 1958. Pada pemberontakan ini sebagian perwira tentara di Sumatera dan Sukawesi membentuk dewan-dewan revolusi dan merebut kekuasaan dari pemerintah pusat. Dewan dewan ini adalah Dewan Banteng di Sumatera Barat, Dewan Gajah di Sumatera Utara, Dewan Garuda di Sumatera Selatan dan Dewan Manguni di Manado.

    Pemeberontakan ini dilandasi kekecewaan para politis dan perwira di daerah atas kebijakan pemerintah pusat Republik Indonesia yang berbasis di Jakarta. Pemerintah pusat dianggap terlalu mengistimewakan pulau Jawa dibanding pulau luar, kebijakan pemerintah pusat dianggap terlalu sentralistis dan tidak memperhatikan kepentingan daerah, dan kedekatan presiden Sukarno dengan PKI juga membuat para perwira dan poltisi di daerah tidak senang, karena mereka banyak yang sangat anti komunis dan pro barat.

    Selain itu pada masa ini Indonesia sangat tidak stabil dalam sisi politis karena sisten Demokrasi Liberal yang menganut pemerintahan parlementer. Pada masa ini kabinet dan perdana menteri berkali-kali ganti karena mendapat mosi tidak percaya dari parlemen.
     RI sejak 1966.

    Pemberontakan PRRI/Permesta ini bisa dilumbuhkan setelah operasi militer yang dipimpin Jenderal Ahmad Yani dan Nasution merebut kota besar basis pendukung PRRI Permesta. Sisa pemberontak menyerahkan diri setelah pemerintah pusat memberikan amnesti atau pengampunan pada bekas pemberontak.

     

    Dalam operasi militer ini, TNI menangkap Allen Pope, pilot berkebangsaan Amerika yang bekerja membantu AUREV (Angkatan Udara Revolusi) yang merupakan angkatan udara Permesta. Tertangkapnya Allen Pope membuat keterlibatan Amerika Serikat membantu Permesta terbuka. Akhirnya Amerika Serika menghentikan bantuan ini dan Permesta menjadi lebih mudah dikalahkan.

     

    Pemimpin Permesta, Ventje Sumual menyerah tanpa syarat pada 1961 dan mendekam di Rumah Tahanan Militer di Jakarta, dan ditahan sampai naiknya Presiden Suharto.

     

    Kalahnya Permesta membuat sisa pemberontak setuju berunding dan akhirnya menyerah setelah 1961 Pemerintah melalui Keppres 322/1961 memberi amnesti (pengampunan) bagi siapa saja yang terlibat PRRI dan Permesta.