Nilai-Nilai Dari Kehidupan beragama Kerajaan Mataram Kuno...?
TI
Tianto1
Pertanyaan
Nilai-Nilai Dari Kehidupan beragama Kerajaan Mataram Kuno...?
1 Jawaban
-
1. Jawaban MaharaniIndira
Kerajaan Medang periode jawa tengah atau dikenal dengan kerajaan Mataram kuno ,sebuah kerajaan bercorak hindu-budha yang dibangun wilayah Prambanan, Yogyakarta pada abad ke 8 atau tahun 732 M berdasarkan prasasti Canggal terletak digunung Ukir,Salam,Kab Magelang.Kerajaan Medang periode jawa tengah kemudian di kenal kerajaan Mataram kuno merujuk pada ibukota kerajaan ini yakni bumi Mataram sementara dinamakan Mataram kuno untuk membedakan dengan kerajaan Mataram Islam yang berdiri abad ke 16.Roda pemerintahan kerajaan Mataram kuno dikendalikan oleh 2 wangsa atau dinasti yang berbeda agama yakni wangsa Sanjaya didirikan ratu Sang Sanjaya beragama hindu Siwa serta wangsa Sailendra mulai berkuasa dikerajaan Mataram kuno sejak masa pemerintahan Rakai Panangkaran beragama budha Mahayana.Kedua agama ini dimasa kerajaan mataram kuno silih berganti menjadi agama resmi seiring pergantian raja yang diisi oleh raja-raja keturunan Wangsa Sanjaya maupun wangsa Sailendra di abad 8.Awal pemerintahan mataram kuno kedua wangsa :sanjaya maupun sailendra mengakui agama Budha Mahayana sebagai agama resmi,namun entah bagaimana persoalannya sejak Rakai Panangkaran yang diduga keturunan wangsa sanjaya serta wangsa Sailendra berpindah agama dari hindu siwa ke budha mahayana sekaligus agama budha Mahayana sebagai agama resmi kerajaan Mataram kuno.Sejak itulah masyarakat mataram kuno sebagian beragama budha mahayana dan sebagaian lagi beragama hindu siwa sepeninggal rakai Panangkaran yang kemudian berkembang menjadi persaingan politik yang membagi dinasti kerajaan Mataram kuno juga terbagi 2 wilayah kekuasaan kerajaan Mataram yakni mataram budha dikuasai wangsa sailendra dimula sejak pemerintahan salah satunya raja indra menempati bagian selatan jawa tengah selanjutnya mataram hindu dikuasai wangsa Sanjaya mulai dari rakai mataram ratu sanjaya,rakai pikatan,rakai garung,rakai warak dan rakai dyah balitung menempati jawa tengah wilayah bagian utara Jawa tengah. Persaingan ketat sering terjadi keduanya seakan berlomba mendirikan beragam bangunan candi bercorak hindu prambanan misalnya yang dibangun masa rakai Pikatan kemudian candi bercorak budha misalnya candi borobudur dibangun masa rakai warak atau Samaratungga.Walaupun candi-candi dibangun oleh kedua wangsa atau dinasti kerajaan Mataram kuno sebagai upaya menunjukkan legimitasi kekuasaan ,tetapi tidak sepenuhnya raja-raja kedua dinasti memiliki ambisi besar merebut tahta kerajaan sebagai raja Mataram kuno. Ada sejumlah raja mataram kuno yang memfokuskan dalam bidang agama seperti rakai warak atau Samaratungga yang membangun candi Borobudur sebagai upaya agar masyarakat Mataram kuno makin dekat dengan agamanya serta rakai garung membangun komplek candi dieng,candi gedung sewu sebagai tempat ibadah .Perbedaan keyakinan maupun karakter antar kedua wangsa membuat persaingan politik kian ketat tetapi kejadian ini tidak berlangsung lama setelah Samaratungga mengadakan perkawinan politik antara rakai pikatan/wangsa sanjaya dengan pramodyawhardani /wangsa sailendra.Pasca perkawinan rakai pikatan dengan pramodyawardhani kehidupan agama masyarakat Mataram kuno dalam praktik keagamaan terdiri atas agama hindu dan budha makin harmonis,tetap hidup rukun dan saling bertoleransi .Sikap kerukunan serta toleransi beragama dikalangan masxarakat Mataram kuno dibuktikan ketika mereka kerjasama serta gotong royong dalam membangun candi Borobudur bangunan suci bercorak budha Mahayana.Dampak lain perkawinan politik rakai pikatan dengan Pramodyawardhani tumbuhnya rasa gotong royong yang telah mendarah daging dalam masyarakat Mataram kuno kala itu hingga sekarang.Kini candi-candi peninggalan mataram kuno :candi borobudur,prambanan,mendut,komplek candi dieng ,candi gedung songo dan puluhan candi bercorak hindu maupun budha masih berdiri megah dikawasan jawa tengah ,Yogyakarta yang umumnya dimanfaatkan sebagai tempat ibdah sekaligus tempat wisata sejarah .Sementara kerukunan,toleransi antar masyarakat hindu maupun budha sampai kini tetap terjaga dengan baik dan menjadi adat isiadat ataupun budaya masyarat Indonesia .maaf kalo salah.